Saturday, June 4, 2011

Naskah Awal Hitler Bunuh Yahudi Laku Rp1,3 M

 
Dokumen resmi pertama yang ditulis Hitler, berisi rencana untuk "menghapus" Yahudi dari muka bumi, dibeli oleh Museum Holocaust di Los Angeles, Amerika Serikat. Seperti dilansir Daily Mail, dalam dokumen itu terdapat sebuah grafik tahun 1919 berisi rencana pemusnahan Yahudi secara penuh selama 21 tahun, sebelum pembantaian dimulai di Rusia dan di kamp-kamp kematian di Polandia.

Terdapat juga sebuah kertas, yang dikenal sebagai 'Gemlich Letter', dikirimkan ke Adolf Gemlich. Ia adalah orang yang bertanggung jawab mengendalikan tentara Jerman, pasca Perang Dunia I.

Dalam tulisan tentang 'Jewish Question', ia mendeskripsikan Yahudi "seperti tuberkulosis rasial" dan bahwa perlu ada sebuah "penghapusan hak-hak istimewa orang Yahudi" yang dia sebut 'Aliens Law'. Tulisan yang paling mengerikan, adalah tidak adanya permintaan maaf dan tidak adanya usaha untuk menutupi niatnya ketika ia menulis: "Tujuan utama dari undang-undang tersebut menjadi sebuah keharusan dan secara umum penghapusan orang Yahudi tidak boleh dibatalkan."

Surat tersebut telah dibeli oleh organisasi peringatan Holocaust seharga £100 ribu atau Rp1,3 miliar. Dokumen akan ditampilkan di Museum of Tolerance, yang juga tempat dipamerkannya grafik pembantaian enam juta orang Yahudi.

Telah cukup lama para ilmuwan mengetahui keberadaan dan sejarah surat tersebut. Dokumen itu dianggap penting karena menunjukkan betapa jauhnya ide Hitler di tahap awal untuk memusnahkan orang Yahudi.

"Ini adalah pernyataan pertama Hitler tentang orang Yahudi. Ini menunjukkan bahwa ia memiliki hasrat besar dalam dunia politik sejak awal," kata Saul Friedlander, seorang sejarawan, seperti dikutip Daily Mail.

Rabbi Marvin Hier, pendiri Simon Wiesenthal Centre, pusat penelitian Holocaust, mengatakan ia memperoleh empat halaman surat tersebut bulan lalu, melalui sebuah dealer

Saat menulis surat itu, Hitler diketahui sedang berada di Munich, dan sedang menyusun rencana pembantaian setelah Perang Dunia I. Pada bulan Juli, ia diangkat sebagai mata-mata polisi dari komando intelijen ketika dikirim untuk menyusup ke Partai Pekerja Jerman.

Namun, ia menjadi terobsesi dengan gagasan tentang ide 'non-Yahudi', sosialisme dan ide anti Semit dan anti Marxis. Hanya dua bulan kemudian, Anton Drexler--pendiri Partai Buruh Jerman dan mentor Hitler--terkesan dengan keterampilan pidato Hitler dan mengundangnya untuk bergabung di partainya.

0 comments:

Post a Comment

Powered By Blogger

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More