Mengheningkan cipta untuk mengenang jasa pahlawan menjadi sesuatu yang sakral, terlebih saat peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia. Tapi apa jadinya bila inspektur upacara tak hafal lagu wajib nasional itu? Ya, memalukan dan keterlaluan.
Peristiwa memalukan itu justru terjadi dalam upacara peringatan HUT ke-66 Kemerdekaan RI di Blangpadang, Banda Aceh, Rabu (17/8).
Gubernur Aceh Irwandi Yusuf yang bertindak sebagai Inspektur Upacara (Irup) ketahuan tak hafal lagu mengheningkan cipta. Saat lagu ciptaan T Prawit itu baru memasuki reff dan belum berakhir, sang Irup sudah memberi komando mengheningkan cipta selasai.
“Hening cipta selesai,” kata Irwandi.
Padahal, lagu masih berlanjut. Di akhir lagu (yang sesungguhnya), gubernur kembali mengucapkan, “Hening cipta selesai.” Satu lagu, dua kali heningkan cipta.
Peristiwa konyol itu sontak membuat tertawa sejumlah peserta upacara. “Maklum, jarang-jarang ikut upacara,” celoteh seorang petugas keamanan sambil tersenyum sinis.
Catatan Harian Aceh, Irwandi Yusuf sudah tiga kali menjadi Irup peringatan detik-detik proklamasi. Sebelumnya Irwandi pernah menjadi Irup HUT ke-62 Kemerdekaan RI, ketika pertama kali menjadi Gubernur Aceh setelah dilantik bulan Februari 2007. Kemudian HUT ke-65 Kemerdekaan tahun lalu.
Selain itu, teks proklamasi yang biasanya dibacakan oleh Ketua DPRA kali ini diwakili oleh Wakil Ketua DPRA Amir Helmi. Upacara kali ini juga dihadiri Wakil Gubernur Aceh Muhammad Nazar dan unsur Muspida plus. Sedangkan petinggi Partai Aceh dan KPA seperti Muzakir Manaf, Malik Mahmud, Zaini Abdullah, tidak terlihat pada upacara itu.
Nyaris Tak Berkumandang
Sementara itu, lagu Indonesia Raya hampir saja gagal berkumandang di Bireuen. Pasalnya, upacara peringatan hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke-66 di kota juang itu diwarnai insiden tali putus.
Peristiwa itu terjadi di Stadion Cot Gapu Bireuen, Rabu (17/8), saat peringatan HUT RI ke-66. Ceritanya, saat tiga petugas pengibar merentang bendera dengan menghentak, tiba-tiba tali tempat bendera diikat terputus. Biasanya, setelah bendera terentang, diikuti dengan nyanyian lagu Indonesia Raya. Namun, karena insiden itu, lagu Indonesia Raya pun tak terdengar.
Suasana hening. Dua menit kemudian, barulah Inspektur Upacara Bupati Nurdin Abdul Rahman memberi aba-aba kepada petugas untuk melipat bendera.
Panitia lalu minta kepada seorang petugas pemadam untuk memanjat tiang setinggi 17 meter dan mengambil ujung tali yang terangkat ke ujung tiang saat insiden tali putus terjadi. Ahmad Dahlan, sang petugas, berhasil memanjat dan mengambil ujung tali tanpa alat bantu.
Walhasil, upacara yang sempat terhenti bisa kembali dilanjutkan. Indonesia Raya pun berhasil berkumandang di Stadion Cot Gapu, Bireuen.
|| Walahhhh, kok bisa kaya gini Pak?? ☺||
0 comments:
Post a Comment