Artikel ini ditujukan bagi mereka yang sudah memiliki anak, akan punya anak atau kepingin punya anak. Beban generasi muda saat ini begitu berat. Mereka benar-benar jadi target operasi penghancuran moral bangsa. Strateginya sangat dahsyat. Orang tuanya dihimpit dengan masalah ekonomi sehingga bekerja ekstra keras. Sedangkan anak-anaknya disuguhi kesenangan-kesenangan yang melalaikan.
Dahulu, jalan bersama lawan jenis pasti akan disoraki anak-anak sekampung. Jangankan jalan deh, cowok kebetulan bertamu aja ke rumah cewek walau cuma pinjem buku pasti sudah jadi omongan orang sekampung. Tapi sekarang? Boncengan, gandengan tangan bahkan ciuman di depan umum gak akan ada yang nggubris. Kecuali ketahuan saya tentunya hehehe… Soalnya saya masih kolot, jadi kalau lihat pasangan gandengan tangan langsung saya sorakin wkwkwk… Biarin deh, walau beberapa detik mereka terhindar dari dosa.
Anak-anak kita saat ini ada di depan moncong senjata syetan. Dan anehnya rata-rata orang tua membiarkan hal itu bahkan cenderung mengarahkan anaknya mendekatinya. Na’udzubillah… Beberapa hari yang lalu saya sempat diam-diaman dengan anak saya sendiri hanya gara2 dia mendekati masalah ini. Saya pikir, biar deh saya dimusuhi anak sendiri, asal anak saya selamat dari moncong jahanam Iblis. Kelak, dia akan tahu siapa yang benar. Sholawat aja pokoknya dikebut abis-abisan, kalau perlu stop semua doa dan cuma minta agar anak diberi hidayah.
Alhamdulillah, sebelum balik ke pondok kami sudah akrab lagi dan bercanda lagi seperti biasanya. Walaupun Facebooknya sudah saya blokir wkwkwk…
Orang tua harus tahu bagaimana mengoperasikan Facebook dan Twitter. Harus tahu bagaimana bahasa yang dipakai anak-anak jaman sekarang. Jangan cuma mengeluh, “Anak-anak sekarang ngomong gak jelas”. Tapi pelajari, ooo gini toh bahasa anak-anak jaman sekarang.
Alhamdulillah.. selain follow akun-akun motivator dan orang terkenal, saya juga follow akun-akun anak2 SMP dan SMA di Twitter. Kenapa? Saya harus tahu apa yang jadi topik pembicaraan anak2 sekarang. Saya harus tahu bagaimana mereka berbicara dengan sesamanya. Saya juga harus tahu apa reaksi mereka terhadap suatu masalah.
Kita kerja 24 jam sehari, nggak akan ada artinya kalau anak kita nyemplung ke jurang neraka. Kita ibadah 24 jam nggak akan menolong kalau tak pernah peduli dengan anak. Malah bisa-bisa, kita diseret anak kita sendiri ke neraka.. Na’udzubillah.
Bagaimana orang tua bisa tenang ketika anaknya keluyuran dengan mengenakan kaos ketat dan celana jeans jauuuh di atas lututnya? Bagaimana orang tua tetap santai tatkala anaknya dibonceng lelaki bahkan memeluknya erat. Bagaimana bisa orang tua diam saja tatkala anaknya mengumbar foto narsis mengundang nafsu di media sosial.
Ada 2 kemungkinan yang saya tahu. Orang tuanya nggak peduli dengan urusan moral atau orang tuanya gak gaul sehingga tak tahu kelakuan anaknya di media sosial. Dan kemungkinan kedua inilah yang banyak terjadi. Sibuk kerja sehingga capek dan malas untuk belajar. HP boleh keren, semua fasilitas tersedia tapi cuma dipakai untuk SMS dan Telp aja. SMS aja kadang kepencet capslock hingga hurufnya kapital semua. *gubrak*
Padahal anak-anaknya dengan HP yang sama dari dalam kamar bisa mengumbar aurat. Mempertontonkan bagian-bagian vital pada seluruh dunia. Dan orang tuanya melihatnya sebagai sosok yang manis dan baik. Berangkat sekolah katanya naik angkutan umum, padahal dibonceng sama cowok. Pulang telat katanya banyak tugas padahal lagi asyik berdua di taman. SMS isinya vulgar dan mengumbar nafsu. Bahkan ada satu kisah nyata dimana si anak terkenal anak sholehah, eh ternyata melakukan hubungan di luar nikah dengan pacarnya. Astaghfirullah…
So parents.. wahai orang tuaaa… banyak-banyakin deh doa. Bukan cuma Robbana hablana min azwajina…dst doang. Tapi sebut nama anak-anak kita satu per satu. Dan bungkus masing-masing anak dengan doa. Sediakan waktu 1-2 menit untuk bersama. Pegang kepalanya lalu bacakan sholawat. Okelah kita gaptek, otak sudah lemot untuk belajar, tapi kita punya teknologi yang jauh lebih canggih dari teknologi apapun di dunia ini yaitu DOA.
“Ya Allah, lindungilah anakku Fulanah dari godaan syetan yang Engkau kutuk. Selamatkan dia dari mara bahaya dan tipu daya. Lindungilah ia dari kejahatan makhluk-Mu baik yang nampak maupun tidak”
Sebut namanya.. sebut namanya.. sertakan dengan cinta kita yang tulus sebagai orang tua. Minta bener-beneer Allah lindungi anak-anak kita. Kita memang gak bisa 24 jam mengawasi mereka dan menjaga mereka. Tapi kita juga jangan berlepas diri begitu saja. Jadikan anak sebagai prioritas dan proteksi dia dengan doa. Biarlah Allah yang memberikan perlindungan pada batas2 yang kita tak mampu melaluinya.
Jika anak kita bergaul dengan anak yang salah, insyaaLlah akan dipisah bagaimanapun caranya. Jika anak kita sedang jadi target rencana jahat teman2-nya insyaaLlah Allah yang Maha Membuat Rencana akan menggagalkannya. Sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik pembuat makar. Kalau saya suka mengartikan Allah adalah sebaik-baik Hacker hehehe…
Dan doa bukan dipanjatkan saat anak sudah remaja, tapi sejak dia masih dalam kandungan. Semoga Allah senantiasa melindungi anak-anak kita dari segala tipu daya syetan dan teman-temannya
0 comments:
Post a Comment